Tuesday, December 20, 2016

Menyapa Kembali

Lama juga tak menuangkan pikiran dalam blog. Sekedar menyapa kembali, berikut satu update untuk Ideot Series...


Belajar tidak mengenal usia. Luas dan dalamnya samudera ilmu tak akan mampu kita selami seluruhnya, meski kita menghabiskan seluruh hidup kita untuk belajar.  Namun sayangnya, tak semua dari kita menyadari dan merasa perlu untuk terus belajar ilmu yang benar-benar kita butuhkan. Di sisi lain, bangku sekolah cenderung mengajarkan ilmu-ilmu yang sebenarnya belum tentu dibutuhkan bagi para siswanya untuk menjalani hidupnya sebagai manusia, atau singkatnya ilmu kehidupan.

Teater Ideot, sebenarnya merupakan sekolah yang menggunakan teater sebagai media belajar menjalani dan menjadi hidup. Saya teringat salah satu buah pikiran Buya Hamka, "Jika hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja." Lantas apa soal Buya mengatakan demikian? Rupanya itulah penyakit yang banyak menjangkiti saudara-saudara kita. Hidup tak lebih dari sekedar bernyawa dan mengejar materi sampai kadang-kadang lupa tujuan hidup.
Kembali ke Ideot, sebagaimana layaknya padepokan teater, kita tentu menjumpai latihan vokal, latihan gerak, meditasi, dan latihan skill serta keperluan kesenian panggung lainnya. Namun di balik itu, kesungguhan, kerja keras, menghadapi keterbatasan, menyelesaikan persoalan, berpikir kreatif, menghindari keluhan, dan menikmati berbagai kesulitan menjadi beberapa kurikulum utama yang tidak pernah dibakukan dalam Teater Ideot. Ya, tidak pernah dibakukan sebagai kurikulum, karena menjadi jiwa dari proses berteater. Maka itu sejatinya berteater di Teater Ideot jauh lebih dari sekedar latihan akting, casting, setting panggung, lalu mentas. Percayalah bahwa dalam setiap jengkal progres di Teater Ideot akan ada persoalan, dengan berbagai varian bentuk dan kedalamannya. Lalu, apakah berteater di Teater Ideot berarti mencari masalah? Hehe, tentu saja sebaliknya, kita akan dituntut untuk menyelesaikan persoalan. Maka karya-karya Teater Ideot bukan sekedar pementasan-pementasannya, ulasan-ulasan di surat kabar tentangnya, atau workshop-workshopnya, tapi juga para alumnusnya.


Tentu bukan tanpa maksud jika Allah menakdirkan Teater Ideot memiliki proses yang penuh persoalan. Satu dari empat windu umur Teater Ideot menjadi bagian dari hidup saya dan saya bersyukur untuk itu. Sungguh saya meyakini, jika Teater Ideot tak lebih dari kumpulan persoalan semata, tentu empat windu keberadaannya patut kita tertawakan karena pasti itu bualan. Persoalan-persoalan dalam Teater Ideot sebenarnya merupakan sks-sks gratis bagi siapa saja yang ingin belajar menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Pertanyaannya: sudah berapa sks yang kita ambil dan berapa nilainya? Tentu kita sendiri yang tahu jawabannya. Akhir kata, selamat ulang tahun Lekboss, selamat ulang tahun Teater Ideot, panjang umur dan terus berkarya, In Sya Allah ridho Allah selalu menyertai. 

Jakarta, Desember 2016

No comments:

Post a Comment